Minggu, 22 Maret 2015

TOKOH-TOKOH MATARAM ISLAM

Diposting oleh Unknown di 23.10


A.     Kiai Ageng Pamanahan
Ki Ageng Pamanahan (Bagus Kacung) adalah anak dari Kiai Gede Ngenis dari sela. Diberi nama Pamenahan sesuai dengan daerah yang dikuasakanya kepada pajang yakni di Manahan, sebelah barat solo. Ki Ageng Pamananahan ini mendapatkan hadiah dari Raja pajang yang membuat sayembara jika siapa saja yang bisa membunuh Aria Penangsang (Raja Jipang) maka dia akan dihadiahkan tanah Pati dan Mataram. Ki Ageng Pamanahan ini bersama Ki Panjawi menawarkan diri untuk membunuh Aria Penangsang dan berhasil membunuh Aria Penangsang dengan Nasihat Ki Juru Martani serta dibantu oleh Sutawijaya. Karena kerendahan hati Ki Ageng Pamenahan ia lebih memilih mataram yang dulunya hutan untuk dibangunkan suatu kerajaan. Sedangkan Ki Panjawi memilih Pati.
Pembangunan kerajaan mataram ini juga dibantu oleh Ratu kalinyamat (janda pangeran kalinyamat dari Jepara) yang sangat kaya raya. Awalnya Raja Mataram (Sultan hadiwijaya) agak berberat hati karena Ramalan Sunan Giri bahwa kelak keturunan Ki Ageng Pamanahan akan dapat menjadi pengausa besar bahkan Pajang dan Giri sekalipun akan tunduk terhadap Mataram. Pusat Kerajaan Mataram ini berada di Mentaok. Seiring Berjalanya Waktu, Nama Ki Ageng Pamanahan mendapat gelar Ki Gede Mataram karena bukti kesetiaanya pada kerajaan Pajang. Ki Ageng Mataram sudah berjanji kepada Sultan Hadiwijaya untuk tidak menjadi Raja Mataram, maka semasa hidupnya ia selalu taat kepada raja Pajang sebagai bawahannya. Pada tahun 1584 Ki Ageng Mataram wafat dan dimakamkan di kota Gede. (Nurhajarini, dkk, 1999:59-61).
B.     Panembahan Senapati (Sutawijaya)
Setelah wafatnya Ki Gede Mataram, ia digantikan oleh Bagus Srubut / senapati Ingalaga / Sutawijaya pada masa mudanya bergelar Ngabehi loring Pasar ia adalah menantu Sultan Pajang atau Sultan Hadiwijaya.( Sejarah Nasional Indonesi III, 2010:56). Atas anjuran Sultan Pajang Senapati menjadi Raja Kerajaan Mataram. Dapat dikatakan bahwa pada masa Panembahan Senapat ini adalah masa dimana masa awal kebangkitan Kerajaan Mataram Islam. Panembahan Senapati adalah anak dari Ki Ageng Pamanahan.
Panembahan senapati merupakan raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Pada masa raja ini, mataram yang semulanya desa mentaok ini berkembang menjadi ramai dan besar, sehingga disebut sebagai Kota Gedhe (Kota Besar). Senapati juga ditunjuk oleh pangeran benawa untuk memerintah kerajaan Pajang yang saat itu pangeran benawa merasa tak kuasa, untuk menjadi adipati pajang, namun Senapati menolak.
Pada masa Panembahan Senapati, Senapati memperluas wilayah kerajaan dari mulai Pajang, Demak, serta melakukan peperangan terhadap daerah-daerah penting seperti Madiun,Sebagian daerah Surabaya, Pasuruan, Kediri, Bojonegoro, Tuban, dibawah kekuasaan Mataram. Hingga akhirnya Senapati wafat pada tahun 1523 H atau 1610 M dan digantikan oleh Raden Mas Jolang anaknya.
Menurut Babad Tanah Djawi (H.J. DE Graaf, 1985: 126)
Sebelum meninggal, Raja memberi amanat kepada Jolang, putranya, untuk menggantikannya sebagai raja, meskipun masih muda, Pelanggaran terhadap amanat ini akan terlanda amarah Allah. Mandaraka dan Mangkubumi harus menobatkanya.
Setelah Senapati tiga tahun menjadi raja, ia jatuh sakit dan meninggal. Ia dimakamkan disebelah selatan masjid, di ujung kaki makam ayahnya.
C.     Raden Mas Jolang ( Panembahan Anyakrawati)
Raja kedua dalam silsilah Kerajaan Mataram Islam. Masa pemerintahan raja ini sekitar 12 tahun (1606-1613). Raden Mas Jolang ini mendapat gelar Panembahan Anyakrawati. Raja ini, beberapa kali melakukan serangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ingin melepaskan diri dari Kerajaan Mataram Islam. Juga untuk meneruskan penyerangan yang telah dilakukan seperti ayahnya.
Tidak banyak berita atau sumber sejarah yang mencatata tentang Raden Mas Jolang ini, hingga akhirnya Panembahan Anyakrawati wafat pada tahun 1613 di desa Krapyak. Desa ini merupakan desa tempat perburuhan. Raja ini mendapat gelar dan lebih dikenal dengan Panembahan Sedo Ing Karapyak dan dimakamkan di makam Pasar Gede, dibawah makam ayahnya.
D.     Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
Setelah wafatnya Raden Mas Jolang (Panembahan Anyakrawata), kemudian digantikan oleh anakanya yakni Raden Mas Rangsang. Bisa dibilang bahwa Raden Mas Rangsang ini merupakan Raja Ketiga. Raden Mas Rangsang merupakan putra sulung Mas Jolang. Masa Pemerintahanya merupakan masa puncak kejayaan Kerajaan Mataram Islam.
Raden Mas Rangsang mendapatkan Gelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Ngabdurchman. Masa pemerintahanya sekitar 1613-1645. Mas Rangsang lebih dikenal sebagai Sultan Agung. Sultan Agung banyak menguasai Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sebagian Jawa Barat. Dalam masa pemerintahanya, ia dapat menaklukan kerajaan Giri. Seperti yang telah diramalkan oleh Sunan Giri bahwa kelak keturunan Kiai Ageng Pamenahan akan menguasai Jawa. Dan hal tersebut dapat dibuktikan dengan penaklukan-penaklukan dan taktik peperangan yang dilakukan Sultan Ageng ataupun raja-raja terdahulu.
Selain kepada kerajaan-kerajaan di Jawa, Sultan Ageng juga melakukan peperangan terhadap VOC. Dan hanya Sultan Ageng lah yang berani melakuakn penyerangan terhadap VOC yang ingin merebut Jawa serta dianggap membahayakan Batavia (Jakarta). Dibawah pemerintahan Sultan Ageng ini juga Kerajaaan Mataram Islam berkembang menjadi negara Agraris. Untuk memperluas wilayahnya, Sultan Agung cenderung melakukan politik perkawinan untuk memperluas wilayahnya. Seperti yang dilakukan Sultan Ageng Dalam menaklukan Pati. (Sejarah Daerah Jawa Tengah, 1978:69). Sultan Ageng wafat pada tahun 1645 dan di makamkan di Imogiri. Hanya Sultan Ageng yang dimakamkan di Imogiri.
E.      Amangkurat I
Setelah Sultan Ageng wafat digantikan oleh anaknya yag bernama Amangkurat. Amangkurat I mendapat gelar Amangkurat Senapati Ingalaga Ngabdur Rahman Sayidin Panatagama. Amangkurat I memindahkan pusat kerajaan dari kota Gedhe ke Kraton Plered. Perpindahanya terjadi pada tahun 1569 tahun jawa atau 1647 M menurut Babad Tanah Djawi.
Amangkurat I memerintah pada tahun 1638-1677. Amangkurat I ini sifatnya berbeda dengan ayahnya yakni Sultan Agung. Amangkurat I sangat dekat dengan VOC, yang menyebabkan tercampurnya urusan politik kerajaan Mataram Islam. Permusuhannya dengan Adipati Anom juga menyebabkan para tetua dan kerabat kerajaan tidak menyukai sifat Amangkurat I. hingga akhirnya Amangkurat I meninggal pada tanggal 10 Juli 1677 dan dimakamkan di daerah tegal Tepatnya di Telagawangi. Dan sampat mengangkat Sunan Mataram atau Amangkurat II sebagai Penggantinya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

fransiska rita sarawati Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei